Bismillahirahmanirahim....
Sudah lama saya tidak menulis di blog saya ini dengan berbagai alasan dan kesibukan yang ada, kali ini saya ingin sedikit menulis tentang Memaknai sebentuk cincin kawin.
Dalam sebuah pernikahan cincin kawin adalah sebuah benda yang tak pernah ketinggalan,
Jika ingin tahu seseorang sudah menikah atau belum, lihat saja jari manisnya. Jika sudah memakai cincin, kemungkinan besar dia sudah menikah. Cincin pernikahan atau cincin kawin tidak hanya menjadi simbol atau tanda bahwa seseorang sudah menikah. Sejak ratusan tahun lalu, cincin kawin menjadi hal yang selalu dipertimbangkan bentuk dan modelnya. Cincin pernikahan harus kuat, memiliki model yang tepat untuk kedua mempelai dan harganya juga harus pas di kantong.
Perkawinan adalan ikatan lahir batin yang disimboliskan juga dengan disematkannya sebuah cincin, antara seorang wanita dan seorang pria untuk membentuk suatu keluarga yang bahagia dan sejahtera. Demikian manis arti sebuah perkawinan yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974.Filosofinya adalah ketika kita komitmen mengikatkan diri pada sebuah bahtera yang bernama perkawinan, artinya kita sudah siap menanggung segala hal yang mungkin akan terjadi disepanjang perkawinan kita itu.kalau kita konsekwen bahwa negara kita menjunjung tinggi hukum, karena saya akan bicara dalam dunia ideal dan ya nyata…. yang seharusnya. Bila sudah ada sebuah undang-undang yang mengatur tentang perkawinan maka logika hukumnya adalah undang-undang inilah yang seharusnya dipakai sebagai acuan bila seseorang mau melangsungkan sebuah perkawinan itu artinya pula kita juga terikat dengan segala aturan yang ada didalamnya.Memang sih perkawinan bisa jadi menjadi hak individual yang barangkali tak bisa siapapun turut campur didalamnya..tentunya apabila itu terkait masalah memilih pasangan dan menentukan segala bunga rampai yang disiapkan ketika seseorang akan melangsungkan perkawinan.
Adapun Arti Sebuah Cincin
* Cincin kawin adalah simbol ikatan cinta yang berlaku sepanjang masa dan berlaku secara universal.
* Cincin menjadi penanda awal sebuah hubungan dan menjelaskan status pemakainya, sebagai pasangan istri-suami.
* Bentuknya yang bulat, tak berujung melambangkan pernikahan yang tiada akhirnya.
* Uniknya lagi, cincin yang disematkan di jari manis seolah berbicara kepada orang lain, "Hei, tinggalkan aku! Kini, aku sudah ada pendampingnya!"
* Menumbuhkan perasaan 'dekat' dengan pasangannya walau terpisah oleh waktu dan jarak. Agar selalu mengingatkan kepada pasangan.
Begitu indah pada dasarnya jika merujuk dari arti cincin tersebut....
Tapi kadang kita melupakan makna dari pernikahan tersebut,,,
Manusia sebagai makhluk sosial tidak
mungkin dapat hidup sendiri. Ia pasti membutuhkan orang lain untuk
berkomunikasi, melaksanakan tugas dan memenuhi segala kebutuhanya.
Selain itu manusia juga dikaruniai nafsu berupa kecenderungan tabiat
kepada sesuatu yang dirasa cocok. Kecenderungan ini merupakan satu
bentuk ciptaan yang ada pada diri manusia, sebagai urgensi kelangsungan
hidupnya. Seperti makan, minum dan menikah.
Lebih spesifik, Islam adalah agama
kehidupan yang menghargai insting biologis (seks) yang merupakan bagian
penting dari kehidupan ini. Sudah menjadi sunatullah, bahwa Islam mampu
menangani semua itu secara seimbang, menarik dan obyektif, selama
manusia masih menganggap perkawinan merupakan elemen penting dalam
kehidupan ini. Lalu apa jadinya bila hal tersebut tidak lagi dipatuhi?
Seharusnya keduanya bisa saling singkron, tapi ada baiknya bila ikatan cinta antara keduanya lebih kuat dari pada sekedar simbol yang terselib di jari manis, serta kesetiaan tidak harus di ukur dari cincin yang melingkar dijari manis.